top of page

Kemampuan Sosial dan Emosional Tidak Kalah Penting Dari Kepintaran Akademis

There are things I would have liked to teach my child..

Tentu aku punya cita-cita Rapapa edukasinya tinggi, nilai yang memuaskan, kuliah di luar negri, kerja di perusahaan ternama, punya usaha yang sukses, sukses apapun di dalam bidang yang dia pilih dan masih banyak lagi akademis lainnya.

Seiring bertambahnya umur di zaman yang berkembang pesat, ketemu banyak orang semakin sadar kalo intelegensia itu gak cuma nilai dan ijazah. Penting banget yang namanya empati, simpati, mencoba memahami perasaan orang lain, sosial dan emosional skill yang baik.

Kemampuan sosial dan emosional banyak banget dari bisa menerima perbedaan, tau kapan saatnya meminta bantuan, memuji orang lain, menolak dengan sopan, saling sharing, bersabar dalam menunggu, mengikuti arahan atau peraturan, tau kapan harus berpendapat terutama menjadi dan mencoba jadi pendengar yang baik. Sometimes people only want to be listened, they want to prove that they ‘right’. Atau selalu di posisi atas.

Kemampuan ini gak cuma dimililiki orang yang sekolah tinggi, malah dengan kepintaran yang dipunya bisa merasa ‘ignorant’ atau sombong yang akhirnya selalu merasa paling benar dan gak mau mendengarkan pendapat orang lain.. Bisa jadi “orang yang biasa biasa aja” lebih menguasai kemampuan bersosialisasi dan emosional yang baik..

Gak dipungkiri berkembangnya zaman kita juga bisa lihat anak-anak sekarang tentu gak bisa sama dengan kita dahulu, dalam pengaruh yang baik tentu baik dan aku juga coba memperkenalkannya dengan Rapapa. Tapi semakin maju dan canggih zaman tentu sosial dan emosional seseorang juga perlu meningkat. Kita tahu pastinya sekarang LGBT sudah banyak negara yang menerima, persaingan semakin ketat karena teknologi berkembang dan anak-anak sekarang sudah bisa dibilang hebat-hebat dalam menggunakannya. Kalau dasarnya kita gak bisa tanamkan seperti self esteem, bagaimana menghadapi pengaruh baik atau buruk untuk dirinya, bagaimana mengikuti peraturan yang ada, bagaimana menerima perbedaan dan bagaimana menghadapi orang lain tentu suatu hari anak termasuk Rapapa akan mengalami kesulitan. Gak dibohongi juga kan tingkat stres meningkat, bahkan banyak orang dan anak yang sudah paham konsep 'end your life'.

I just wanna bring a little bit an awareness for being emphatize and be attuned to how other people feel, start from us and our children

Who’s with me?☺️

Love,

Rolen R.Y

bottom of page